Rabu, 29 Desember 2010

kumpulan materi jurnalistik


Apa Itu Jurnalistik?

Banyak teori yang muncul. Namun singkatnya, jurnalistik adalah ilmu tentang menulis, khususnya menulis informasi/berita.
Lingkup Jurnalistik:
  1. Media (cetak: koran, majalah, buletin, tabloid dll. Elektronik: radio, TV, online, dll)
  2. Konten (Non fiksi: berita, artikel, feature. Fiksi: novel, cerpen, puisi)
  3. SDM (Pemred, Redaktur, Wartawan, Fotografer, Layoutman)
Berita (Selalu Baru):
  1. Berita = news (mengandung info yang baru, info basi bukanlah berita)
  2. Berita berasal dari data-data yang dikumpulkan reporter (’’tukang belanja’’) dan diolah oleh redaktur (’’koki’’), agar penyajian ke khalayak (’’penikmat’’) menjadi enak
APA ITU BERITA?
  1. Kejadian luar biasa atas orang biasa (kebanyakan)
  2. Kejadian biasa atas orang luar biasa (tokoh)
  3. Kejadian luar biasa atas orang luar biasa
  4. Peristiwa lain yang memenuhi anggapan orang tentang berita
JADI BERITA ADALAH….
  1. Cerita yang diceritakan.
  2. Cerita itu disajikan dalam bentuk tulisan atau visual.
  3. Cerita itu tidak ditambah-tambahi dan dikurangi.
  4. Cerita itu harus seimbang
Reporter, Pencatat Sejarah:
  1. Asal kata reportare (Latin) membawa pulang dari suatu tempat
  2. Informasi (berita) menentukan dalam perkembangan peradaban
  3. Peradaban Islam juga mengenal beberapa ’’reporter’’ (peziarah yang mencatat perjalanannya)
Menuliskan Reportase
Resep klasik tetap berlaku: 5 W + 1 H
-what (apa yang terjadi)
-when (kapan kejadiannya)
-who (siapa yang terlibat)
-where (di mana kejadian itu)
-why (mengapa sampai terjadi)
-how (bagaimana kejadiannya)

Hilang salah satu unsur itu berita tidak ’’berbunyi’’
Mana yang didahulukan dalam
lead (kepala) berita, tergantung mana yang paling penting di antara kelima unsur itu.
Bangunan Berita:
  1. Hard news, spot news, straight news (’’berita keras’’) biasanya berstruktur piramida terbalik (yang terpenting di atas untuk memudahkan editing)
  2. Struktur piramida terbalik, setelah judul, disusul lead (kepala berita) dan kemudian tubuh berita (uraian fakta)
  3. Soft news, depth news, features, atau berita tokoh biasanya berstruktur lebih bebas, tapi bisa pula dengan piramida terbalik
  4. Lead harus menarik, agar memancing orang membaca
Menggali Ide Membuat Berita
Melalui RUKUN IMAN NEWS
  1. Aktualitas
  2. Magnitude
  3. Proximity
  4. Ketokohan
  5. New
  6. Modern
  7. Human Interest
  8. Dramatik
  9. Sensasional
  10. Inovatif
  11. Unik
  12. Situasional
MENGGALI DATA BERITA:
  1. Wawancara
  2. Pengamatan plus
  3. Angka
  4. Knowledge Asset
ANGLE BERITA:
  1. Dalam sebuah berita, faktor ketertarikan pembaca adalah angle (sudut pandang) si reporter.
  2. Semakin bagus angle yang diambil, makin kelihatan kecerdasan seorang reporter.
  3. Angle didapat setelah memperhatikan rukun iman membuat berita.
CONTOH PENG-ANGEL-AN:
    1. Peristiwa pembunuhan sore kemarin terjadi di Universitas Islam Negeri Malang. Dua mahasiswa jadi korban perampokan disertai kekerasan. Mereka Yudha, 19, dan Yudhi, 20. (Angle berdasarkan rukun iman aktualitas)
    2. Putra Bupati Antahberantah Yudha, kemarin sore jadi korban pembunuhan di Universitas Islam Negeri Malang. Lelaki 19 tahun ini terbunuh bersama temannya, Yudhi, 20, setelah dirampok oleh lima orang usai kuliah.(Angle dari sudut ketokohan sang bupati)
    3. Darah bercecer di ruang kelas 10 Universitas Negeri Malang. Sepotong tangan tergeletak di bawah meja. Jerit tangis pun menyelimuti kampus di Jl Surabaya itu. Itu terjadi setelah dua orang mahasiswa ditemukan tak bernyawa dalam kondisi mengenaskan. Keduanya adalah Yudha dan Yudhi.(Ini angle dramatis atau bisa human interes).
MACAM FEATURES:
  1. Personal Features
  2. Human Interest Features
  3. Adventure Features
Features adalah berita yang berisi gambaran/diskripsi tentang objek informasi.
Patut Diperhatikan…
  1. Akurasi fakta-fakta (misal, beras beda dengan gabah atau padi, kertas beda dengan koran, orang beda dengan anak-anak, musala beda dengan masjid)
  2. Ejaan yang konsisten (misal, apotik atau apotek, khawatir atau kuatir, praktek atau praktik, salat atau sholat)
  3. Pemakaian tanda baca yang benar
  4. Serius dan gigih sangat dihargai dalam mengumpulkan fakta-fakta (tidak gampang percaya), bila perlu dengan investigasi (Latin: vestigum=jejak kaki)
  5. Banyak membaca, banyak membaca, banyak membaca, banyak membaca…
KESIMPULAN:
  1. Membuat berita tidak sulit….
  2. Cari sudut pandang yang baik dan paling menarik.
  3. Bingung mau nulis apa, kembalilah pada RUKUN IMAN
  4. Perbanyak Knowledge Asset Anda.
  5. Sering latihan.



Berita dan Penggalian Data

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih berita:
  • Aktualitas
            Berarti kehangatan.  Semakin hangat yang diberitakan, semakin menarik berita tersebut. Saat ini, berkat kemajuan teknolagi, ukuran hangat tidaknya sebuah berita,  hanya dalam hitungan jam.
·         Magnitude
            Adalah daya tarik yang mampu menyentuh perhatian orang lain dalam jumlah banyak dan radius luas. Masalah-masalah yang lingkupnya nasional lebih menarik daripada persoalan yang lingkupnya regional, apalagi lokal. Begitu juga, masalah yang menyangkut jutaan orang lebih menarik daripada yang menyangkut beberapa orang saja.
·         Ketokohan.
            Bila suatu peristiwa sama-sama menimpa seorang tokoh dan bukan tokoh, yang menimpa sang tokohlah yang lebih dikedepankan. Tokoh di sini bukan hanya tokoh formal, namun juga orang yang diakui ketokohannya oleh masyarakat.
·         Inovatif
            Berkaitan dengan penemuan-penemuan baru, baik dalam ilmu pengetahuan, teknologi, budaya, dan seni. Misalnya, jika selama ini dikatakan bahwa orang Amerika sering melakukan penyimpangan seks, tetapi kemudian ada penemuan tidak demikian, itu layak diberitakan.
·         Unik.
            John Bogart, editor masalah New York Sun, pernah mengatakan, ”Kalau anjing menggigit orang, itu bukan berita; tapi, jika orang menggigit anjing, ini baru berita.” Pernyataan Bogart ini berkembang ke hal-hal lain.
            Misalnya, pemain sepak bola Belanda Dennis Berkamp takut naik pesawat semenjak temannya mengalami kecelakaan udara. Karena itu, dia tidak ikut klubnya, Arsenal, maupun timnas Belanda bila bertanding di tempat yang jauh.
·         Informatif
     Terkait dengan informasi baru yang   mengandung banyak manfaat bagi pembaca.             Misalnya, kenaikan harga BBM, perubahan    UU lalu lintas, atau penutupan jalan karena   suatu acara.
·         Trendi
            Berarti gaya atau  tradisi terbaru. Misalnya, kini banyak ABG mengenakan kacamata warna-warni. Begitu juga mode pakaian, gaya rambut, atau cara melangsingkan tubuh terbaru.
  • . Dramatis
            Misalnya berita pembunuhan, perkosaan, perampokan, atau perkelahian –apalagi yang bersifat masal.
  • Human interest
            Artinya menyentuh atau menggugah perasaan pembaca. Contoh, derita mantan wanita panggilan kelas tinggi yang kini hanya bisa terbaring gara-gara AIDS. Sekarang dia telah  bertobat. Namun, semua keluarganya tak sudi merawat dia. Hanya seorang keponakannya yang mau merawat. Itu pun lebih sering makian dan bentakan yang keluar dari mulut sang keponakan.
  • Proximity
            Yaitu kedekatan, peristiwa yangdekat dengan pembeca, maka akan lebih dibaca daripada peristiwa yang sama tapi jauh. Misalnya, di Amerika ada gunung meletus, korbannya seratus, kemudian di Malang juga ada gunung meletus, korbannya 50. maka berita yang ada di Malang ini akan lebih diutamakan dan menarik.
Menulis Berita :
Berita yang baik mengandung unsure:
5 W + 1 H.
  1. What   : apa
  2. Why    : mengapa
  3. When   : kapan
  4. Where : dimana
  5. Who    : siapa
  6. How    : bagaimana
Prinsip penulisan menggunakan piramida terbalik.
Maksudnya, unsur-unsur penting (5 W + 1 H) tampak pada lead atau alinea-alinea awal. Paragraf-paragraf berikutnya adalah pengembangan. 
Persiapan dan Teknik Wawancara
  • Persiapan Material
1. Perlu disiapkan peralatan wawancara seperti alat tulis, tape recorder, atau kamera.
2. Siapkan data-data pendukung seperti dokumen persoalan atau masalah yang tertulis yang menunjang wawancara.
3. Persiapan fisik. Kalau sampai sakit, kegiatan wawancara bisa terganggu dan tidak mencapai maksimal. Sebab, kegiatan wawancara tidak jarang juga memerlukan waktu cukup lama.
·         Persiapan non material
  1. Telusuri berita atau masalah yang hendak ada kembangkan dalam wawancara.
  2. Periksalah fakta-fakta seputar masalah yang akan Anda kembangkan. Lakukan persiapan dan riset.
  3. Pertimbangkan keinginan tahu dan kebutuhan khalayak atau publik media Anda.
  4. Tentukan daftar dan alur pertanyaan.
  5. Jagalah pertanyaan Anda sesingkat mungkin.
  6. Pertebal kepercayaan diri agar berani dan mampu mengajukan pertanyaan yang sulit dan kontroversial.
  7. Kejar semua asumsi yang dilontarkan narasumber.
  8. Kembangkan agar si narasumber dapat mengajukan contoh yang detail.
  9. Jika dimungkinkan, kembangkan agar narasumber berbicara lebih personal.
  10. 10. Tunjukkan bahwa Anda mempunyai minat terhadap masalah yang Anda  bahas serta perlihatkan bahwa Anda cukup mengetahui masalah tersebut.
  11. . Galilah semua informasi dari narasumber. Kendati ”tidak bersedia memberikan komentar atau tidak bersedia memberikan jawaban”, hal tersebut adalah berita.
  12.  Sebagai jurnalis, posisikan diri Anda justru di atas narasumber atau minimal sejajar .  
  13.  Hasil wawancara perlu segera ditulis selagi ingatan masih segar. Gunakan tape recorder jika memang sangat perlu dan khawatir dengan sebutan istilah yang salah. Jangan sungkan meminta narasumber menuliskan nama terang lengkap dengan titel atau jabatannya sendiri. Bila perlu, minta kartu namanya.
  14. Kalau terjadi keraguan mengenai suatu hal dari wawancara tersebut, biasakan menanyakan kembali, mungkin melalui telepon.
Perhatikan:
         Semakin banyak narasumber, data yang Anda dapatkan semakin lengkap. Berarti pula, berita yang Anda tulis lebih bagus.
         Perhatikan penampilan jika ingin menjumpai narasumber. Sesuaikan dengan kondisi dan situasi.
Penetapan Angle
Menulis berita berbeda dengan menulis cerpen, novel, atau karangan-karangan lainnya. Menulis berita berarti memancing hasrat orang untuk terus membaca. Jadi, kalimat pembuka ibarat berfungsi sebagai ”kail” yang sulit untuk melepas ”buruannya”. Pendek kata, dalam berita, ketika orang membaca kalimat pertama, dia punya hasrat kuat membaca kalimat-kalimat berikutnya.



KODE ETIK JURNALISTIK
FILOSOFI DASAR
  1. Kemerdekaan berpendapat, berekspresi, dan pers adalah hak asasi manusia yang dilindungi Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia PBB.
  2. Kemerdekaan pers adalah sarana masyarakat untuk memperoleh informasi dan berkomunikasi, guna memenuhi kebutuhan hakiki dan meningkatkan kualitas kehidupan manusia.
Pasal 1
Wartawan Indonesia bersikap independen, menghasilkan berita yang akurat, berimbang, dan tidak beritikad buruk.
Penafsiran :
  1. Independen berarti memberitakan peristiwa atau fakta sesuai dengan suara hati nurani tanpa campur tangan, paksaan, dan intervensi dari pihak lain termasuk pemilik perusahaan pers.
  2. Akurat berarti dipercaya benar sesuai keadaan objektif ketika peristiwa terjadi.
  3. Berimbang berarti semua pihak mendapat kesempatan setara.
  4. Tidak beritikad buruk berarti tidak ada niat secara sengaja dan semata-mata untuk menimbulkan kerugian pihak lain.
Pasal 2
Wartawan Indonesia menempuh cara-cara yang profesional dalam melaksanakan tugas jurnalistik.
Penafsiran:
Cara-cara yang profesional adalah:
  • menunjukkan identitas diri kepada narasumber;
  • menghormati hak privasi;
  • tidak menyuap;
  • menghasilkan berita yang faktual dan jelas sumbernya;
  • rekayasa pengambilan dan pemuatan atau penyiaran gambar, foto, suara dilengkapi dengan keterangan tentang sumber dan ditampilkan secara berimbang;
  • menghormati pengalaman traumatik narasumber dalam penyajian gambar, foto, suara;
  • tidak melakukan plagiat, termasuk menyatakan hasil liputan wartawan lain sebagai karya sendiri;
  • penggunaan cara-cara tertentu dapat dipertimbangkan untuk peliputan berita investigasi bagi kepentingan publik.
Pasal 3
Wartawan Indonesia selalu menguji informasi, memberitakan secara berimbang, tidak mencampurkan fakta dan opini yang menghakimi, serta menerapkan asas praduga tak bersalah.
Penafsiran :
·         Menguji informasi berarti melakukan check and recheck tentang kebenaran informasi itu.
·         Berimbang adalah memberikan ruang atau waktu pemberitaan kepada masing-masing pihak secara proporsional.
·         Opini yang menghakimi adalah pendapat pribadi wartawan. Hal ini berbeda dengan opini interpretatif, yaitu pendapat yang berupa interpretasi wartawan atas fakta.
·         Asas praduga tak bersalah adalah prinsip tidak menghakimi seseorang.
Pasal 4
Wartawan Indonesia tidak membuat berita bohong, fitnah, sadis, dan cabul.
Penafsiran:   
  • Bohong berarti sesuatu yang sudah diketahui sebelumnya oleh wartawan sebagai hal yang tidak sesuai dengan fakta yang terjadi.
  • Fitnah berarti tuduhan tanpa dasar yang dilakukan secara sengaja dengan niat buruk.
  • Sadis berarti kejam dan tidak mengenal belas kasihan.
  • Cabul berarti penggambaran tingkah laku secara erotis dengan foto, gambar, suara, grafis atau tulisan yang semata-mata untuk membangkitkan nafsu birahi.
  • Dalam penyiaran gambar dan suara dari arsip, wartawan mencantumkan waktu pengambilan gambar dan suara.
Pasal 5
Wartawan Indonesia tidak menyebutkan dan menyiarkan identitas korban kejahatan susila dan tidak menyebutkan identitas anak yang menjadi pelaku kejahatan.
Penafsiran:
  • Identitas adalah semua data dan informasi yang menyangkut diri seseorang yang memudahkan orang lain untuk melacak.
  • Anak adalah seorang yang berusia kurang dari 16 tahun dan belum menikah.
Pasal 6
Wartawan Indonesia tidak menyalahgunakan profesi dan tidak menerima suap.
Penafsiran :
  • Menyalahgunakan profesi adalah segala tindakan yang mengambil keuntungan pribadi  atas informasi yang diperoleh saat bertugas sebelum informasi tersebut menjadi pengetahuan umum.
  • Suap adalah segala pemberian dalam bentuk uang, benda atau fasilitas dari pihak lain yang mempengaruhi independensi.
Pasal 7
Wartawan Indonesia memiliki hak tolak untuk melindungi narasumber yang tidak bersedia diketahui identitas maupun keberadaannya, menghargai ketentuan embargo, informasi latar belakang, dan “off the record” sesuai dengan kesepakatan.
Penafsiran :
  • Hak tolak adalak hak untuk tidak mengungkapkan identitas dan keberadaan narasumber demi keamanan narasumber dan keluarganya.
  • Embargo adalah penundaan pemuatan atau penyiaran berita sesuai dengan permintaan narasumber.
  • Informasi latar belakang adalah segala informasi atau data dari narasumber yang disiarkan atau diberitakan tanpa menyebutkan narasumbernya.
·         “Off the record” adalah segala informasi atau data dari narasumber yang tidak boleh disiarkan atau diberitakan.
Pasal 8
Wartawan Indonesia tidak menulis atau menyiarkan berita berdasarkan prasangka atau diskriminasi terhadap seseorang atas dasar perbedaan suku, ras, warna kulit, agama, jenis kelamin, dan bahasa serta tidak merendahkan martabat orang lemah, miskin, sakit, cacat jiwa atau cacat jasmani.
Penafsiran:
  • Prasangka adalah anggapan yang kurang baik mengenai sesuatu sebelum mengetahui secara jelas.
  • Diskriminasi adalah pembedaan perlakuan.
Pasal 9
Wartawan Indonesia menghormati hak narasumber tentang kehidupan pribadinya, kecuali untuk kepentingan publik.
Penafsiran:
  • Menghormati hak narasumber adalah sikap menahan diri dan berhati-hati.
  • Kehidupan pribadi adalah segala segi kehidupan seseorang dan keluarganya selain yang terkait dengan kepentingan publik.
Pasal 10
Wartawan Indonesia segera mencabut, meralat, dan memperbaiki berita yang keliru dan tidak akurat disertai dengan permintaan maaf kepada pembaca, pendengar, dan atau pemirsa.
Penafsiran:
·         Segera berarti tindakan dalam waktu secepat mungkin, baik karena ada maupun tidak ada teguran dari pihak luar.
·         Permintaan maaf disampaikan apabila kesalahan terkait dengan substansi pokok.
Pasal 11
Wartawan Indonesia melayani hak jawab dan hak koreksi secara proporsional.
Penafsiran:
  • Hak jawab adalah hak seseorang atau sekelompok orang untuk memberikan tanggapan atau sanggahan terhadap pemberitaan berupa fakta yang merugikan nama baiknya.
  • Hak koreksi adalah hak setiap orang untuk membetulkan kekeliruan informasi yang diberitakan oleh pers, baik tentang dirinya maupun tentang orang lain.
  • Proporsional berarti setara dengan bagian berita yang perlu diperbaiki.
Aturan Main
  • Penilaian akhir atas pelanggaran kode etik jurnalistik dilakukan Dewan Pers.
  • Sanksi atas pelanggaran kode etik jurnalistik dilakukan oleh perusahaan pers.

Manajemen Lembaga Media
Tiga Kerjaan Besa:
·         Manajemen Redaksi
·         Manajemen Isu
·         Manajemen Perusahaan
Manajemen Redaksi:
  • Perencanaan:
Mengatur roda keredaksian sebagai produsen konten mediaInformasi utuh dan komprehensif.
  • Pengorganisasian:
            Mengatur irama kerja organisasi redaksi.
  • Kontrol:
            Menjaga standar mutu produk redaksi.
  • Evaluasi:
            Mengevaluasi pekerjaan tim redaksi
Tim Redaksi:
  • Pemimpin redaksi
  • Redaktur Pelaksana
  • Redaktur
  • Koord Liputan
  • Wartawan
  • Pracetak
MANAJEMEN ISU
Merencanakan konten tulisan pada kurun waktu tertentu.
Membangun Isu
  1. Isu besar = tujuan besar.
  2. Isu lebih besar menutupi isu besar.
  3. Isu besar terpolarisasi isu-isu kecil.
  4. Isu besar diganggu isu-isu kecil



SEPUTAR  MANAJEMEN ISU
Apa Itu Manajemen Isu:
  • Manajemen adalah proses untuk mengorganisasi secara efektif, efisien, dan optimal dengan menggunakan dan memanfaatkan semua resources.
  • Manajemen isu: proses untuk mengorganisasi secara efektif, efisien, dan optimal dengan menggunakan dan memanfaatkan semua resources.
Bangunan Manajemen Isu:
  1. Isu besar dibuat untuk tujuan besar
  2. Isu lebih besar menutup isu besar
  3. Isu besar dipolarisasi isu-isu sedang.
  4. Isu besar diganggu isu-isu baru
Contoh Isu 1:
  1. 29 Okt – 3 Nov = Gayus di Bali
  2. 26 Okt – 2 Nov = Merapi dll
  3. 3 – 10 Nov          = bencana
  4. 9 – 10 Nov          = Obama
  5. 12 – 17 Nov      = Gayus lagi
  6. 13 – 20            Nov      = TKW sumiati
  7. 17 – 19 Nov         = TKW dead
Konstruksi Isu:
  1. Creative thinking
  2. Show
  3. Making
Creative Thinking:
  1. Menentukan objek isu
  2. Mencari NAGA
  3. Membuat NAGA
  4. Menjual NAGA
Show:
  1. Menunjukkan sisi menarik
  2. Membuat press release
  3. Menunjukkan isu
  4. Mencari sasaran timing isu.
MAKE ISSUE:
  1. Membuat grand desain isu
  2. Membuat sub isu
  3. Menentukan sumber
  4. Membuat sasaran isu

Menulis Berita Itu Tidak Sulit
Aturan Main:
  1. Gunakan panca indera untuk mengamati ruangan gedung dan acara ini.
  2. Saya akan berinteraksi dengan peserta, catat nama, jawaban, dan perhatikan.
  3. Catat fakta-fakta apa saja yang Anda rasakan dari pengamatan, saya berinteraksi, dan pengetahuan dasar Anda.
  4. Kumpulkan semua fakta itu di kertas kosong yang Anda pegang.
  5. Makin banyak fakta makin bagus.
Berita, Makhluk Apa Itu?
  1. Kumpulan dari fakta-fakta nyata
  2. Informasi utuh dan komprehensif.
  3. Wajib memiliki unsur 5 W 1 H.
Membuat Berita:
  1. How to get
  2. How to comphare
  3. How to write
  4. How to expose
How to get?
  1. Mencari dengan wawancara.
  2. Mencari dengan pengamatan
  3. Mencari angka-angka kuantitatif
  4. Memaksimalkan knowledge asset
How to Comphare?
  1. Memilah berdasarkan angle.
  2. Menyatukan menjadi satu bahasan.
Angle Berita via News Value:
  1. Aktualitas
  2. Kedekatan
  3. Getaran
  4. New
  5. Ketokohan
  6. Human interest
  7. Dramatik
  8. Situasional
  9. Sensasional
  10. Tren
How to Write?
  1. Wajib ada 5 W 1 H
  2. Menulis berita = bercerita
  3. Gunakan bahasa sehari-hari dan mengalir.
  4. Ada lead (kepala berita).
Berita Mengalir:
  1. Mengalir: A-A-B-B-B-C-C-D-D-D-E..dst
  2. Tidak mengalir: A-A-B-B-B-C-C-A-D-D-C-E-E-B-B…dst
Lead (Kepala Berita):
  1. Bukan kesimpulan.
  2. Terletak di paragraf pertama.
  3. Fungsinya: menarik pembaca, berisi informasi awal.
  4. Minimal ada 3 W-nya
Macam Berita:
  1. Strait news
  2. Features (personal feature, dramatik feature, adventure feature, investigation feature)
  3. Depth news
Ciri-ciri Bahasa berita:
  • Lugas
            Artinya, tulisan tidak dibumbui bunga-bunga bahasa, tidak menggunakan kata-kata berkias yang muluk-muluk
Misalnya:
            Ketika mobil warna silver sedang melaju dengan kecepatan seperti angin ribut, tiba-tiba gadis cantik dengan rambut dikepang dua dan mengenakan rok mini yang ketat melenggak-lenggok di jalan yang beraspal halus sehalus sutra tenunan Bugis. Tak pelak, sopir muda yang berkumis bak Gatotkaca itu terkejut dan tak sempat menginjak rem. Akibatnya, gadis molek itu terpental sejauh lima meter. Tubuhnya hancur lebur. Darah merah membasahi bumi pertiwi yang menangis sedih dan pilu.
  • Singkat
            Bahasa yang lugas menghasilkan bahasa yang singkat, tidak bertele-tele atau berbelit-belit. Kalimat yang digunakan pendek-pendek. Sebuah kalimat yang baik tidak lebih dari 20 kata. Kalimat yang panjang akan sulit dipahami.
Contoh:
Berbicara mengenai pengunduran diri atau diserahkannya jabatan dan masalah tanggung jawab oleh jaksa agung kepada wakil jaksa agung selanjutnya diserahkan kepada orang lain, justru di saat sudah mendekati hari H-nya dinilai Komisi III DPR, tindakan atau langkah yang ditempuh oleh kejagung tidak tepat.
  • Mudah dipahami
            Bahasa jurnalistik harus mudah dipahami       pembacanya. Karena itu, kalimat perlu disusun             secara singkat. Jangan menggunakan istilah asing, daerah, atau istilah ilmiah yang tidak             dimengerti.Jika harus memakainya, cari         makna atau padanannya.
  • Masuk akal
                        Artinya, dapat diterima oleh nalar kita.
                        Contoh kalimat yang tidak logis:
                        Karena sakit, dia dilarikan ke rumah sakit.
·         Menarik
            Maksudnya, merangsang seseorang untuk            terus membacanya. Untuk membuat tulisan             menarik, yang perlu dipertimbangkan adalah       materi berita, sasaran yang dituju, gaya             bahasa yang serasi, pilihan kata yang tepat.
  • Tidak bermakna  ganda
            Artinya, tidak menimbulkan banyak penafsiran.
            contoh kalimat bermakna ganda:
            Istri rektor yang ramah itu pandai menyanyi.
            (Yang ramah istri rektor atau si rektornya?)
  • Hemat
            Orang bijak mengatakan, ”Kian banyak yang Anda katakan, makin sedikit yang dingat orang.”
            Penulis tidak boleh boros kata. Pemborosan tampak pada kalimat berikut:
            Sumpah Pemuda adalah merupakan…
            Ribuan pemuda-pemuda…

PREMIS
  1. Semua orang pada dasarnya bisa membuat karya tulis. Karena tidak ada bakat di sini, tapi keinginan dan kemauan.
  2. Hampir semua orang sudah mengetahui apa yang harus dilakukan untuk mulai menulis, tapi mengapa mereka tidak melakukannya?
Faktor-Faktor Sulit Menulis:
         Tidak punya ide untuk menulis
         Susah dari mana memulai menulis
         Berhenti di jalan, dan tak bisa meneruskan.
Menggali Ide Menulis:
  1. Actuality
  2. Proximity
  3. Magnitude
  4. Situasional
Susah Memulai, lalu???
         Mulailah dengan yang ringan.
            1. Dari kutipan
            2. Hasil pembicaraan
            3. Angka-angka
            4. Fakta panca indera.
         Teguhkan Hati Bahwa Saya Bisa..
            1. Mulai dengan keyakinan.
            2. Jngan taku salah
Berhenti di Tengah, So What?
            1. Kembalilah pada ide awalnya.
            2. Fokus pada permasalahan.
            3. Bertanyalah, lalu jawablah.
            4. Pupuk lagi kepercayaan diri.
Writer Is Winner Mentality
         Senang pada solusi
         Kaya gagasan dan program
         “Biarlah saya melakukan untuk Anda”
         “Hal itu memang sulit, tapi pasti bisa dipecahkan”
         Ringan mengakui kesalahan dan minta maaf
         Senang pada intuisi dan imaginasi
         “Jika orang lain bisa, mengapa saya tidak bisa”
         Cerdas membaca peluang
         Berpikir sebelum bertindak
         Tegas, tapi tidak menyakitkan
         Memegang prinsip dan fleksibel
         “Jangan melakukan sesuatu yang Anda tidak ingin orang lain melakukannya terhadap anda”
         Kreatif dan inovatif
         Orientasi terhadap prestasi, bukan prestise
Writer, Not Looser Mentality:
         Bagian dari masalah
         Miskin akan gagasan dan program
         “Itu bukan tugas saya”
         “Hal itu mungkin bisa, tetapi terlalu sulit dilaksanakan”
         Susah mengakui kesalahan dan minta maaf
         Miskin intuisi dan imaginasi
         “Ah saya memang sudah ditakdirkan untuk gagal”
         Tidak bisa membaca peluang
         Bertindak baru berfikir kemudian
         Tidak tegas dan sering menyakiti orang lain
         Kaku (rigid)
         Sering menyakiti orang lain tanpa menyadari tindakannya
         Tidak kreatif dan inovatif
         Orientasi terhadap prestise (gengsi) bukan prestasi


Menulis Artikel di Media Massa
Menulis di Media Sulit?
  • Rata-rata koran menerima 10-30 artikel per hari
  • Persaingan antar-penulis tinggi.
  • Tidak semua media menyediakan kiriman artikel dari luar.
Bagaimana Menembus Media
  • Cari tahu karakteristik media
  • Cari momen yang tepat
  • Cari tahu bagaimana media menerima artikel
  • Pelajari apa model artikel yang diterima
Karakteristik Media
  • Pelajari misi dan segmen pembacanya.
  • Lihat model bahasa yang digunakan
  • Lihat rubrikasi yang menerima tulisan dari luar.
Model-Model Artikel
  • Artikel situasional
  • Artikel aktualitas
  • Artikel getaran
  • Artikel misi
Memulai Menulis
  • Tidak punya ide menulis
  • Punya ide tapi tak bisa memulai
  • Bisa menulis tapi di tengah jalan macet
Mau Menulis Ide Buntu?
  • Selalu berpikir pada: aktual, kedekatan, getaran kuat, ketokohan, situasional, sensasional, human interest, dan sesuatu yang baru.
  • Baca, baca, dan baca…
  • Hilangkan perasaan ragu
Sulit Memulai Menuliskan Ide
  • Mulai dari hal-hal ringan
  • Bisa kalaimat langsung atau tak langsung.
  • Hilangkan perasaan takut menulis




Tidak ada komentar:

Posting Komentar